Kumpulan Tugas-Tugas selama kuliah
semoga bermanfaat :)
ASSESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF BERDASARKAN TEORI PIAGET
A.
Konsep Dasar Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan anak
dalam berfikir dan kemampuan untuk memberikan alasan. Malkus, Feldman, Gardner
dalam Catron dan Allen (1999:2710) menggambarkan perkembangan kognitif adalah
sebagai “...kapasitas untuk bertumbuh untuk menyampaikan dan menghargai maksud
dalam penggunaan beberapa sistem simbol yang secara kebetulan ditonjolkan dalam
suatu bentuk pengaturan”.
B.
PengertianPerkembangan Kognitif
Pakar
psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980), mengatakan bahwa anak
dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang
oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal
dari lingkungan.
Teori kognitif
didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang
fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dengan kemampuan kognitif
ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri
pengetahuan mereka tentang dunia.Teori perkembangan kognitif Piaget adalah
salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan lingkungan
dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak
mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan
makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana
cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam
objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek
dan peristiwa tersebut.
Piaget
memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya
mengenai realitas. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai
realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak
juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui
pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi
mengenai dunia yang telah ia punyai.
Untuk
menunjukan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang
terorganisir Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua
komponen ini berarti bahwa kognitif merupakan sistem yang selalu diorganisir
dan diadaptasi, sehingga memungkinkan individu beradaptasi dengan
lingkungannya.
C.
Proses
dan Tahapan Kognitif Menurut Piaget
Menurut
Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu
asimilasi dan akomodasi.
1.
Asimilasi dari sudut biologi adalah integrasi antara elemen-elemen
eksternal (dari luar) terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme.
Asimilasi kognitif meliputi objek eksternal menjadi struktur pengetahuan
internal. Proses asimilasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap
saat manusia selalu mengasimilasikan informasi-informasi yang sampai kepadanya,
kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokan kedalam istilah-istilah yang
sebelumnya telah mereka ketahui.
2.
Akomodasi adalah menciptakan langkah baru atau memperbarui atau
menggabung-gabungakan istilah lama untuk menghadapi tantangan baru. Akomodasi
kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya
untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal. Jadi kalau pada asimilasi
terjadi perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi perubahan terjadi pada
subjeknya, sehingga ia dapat menyesuaiakan diri dengan objek yang ada diluar
dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan
supaya sesuai dengan rangsangan-rangsangan objeknya
Untuk keperluan pegkonseptualisasian
pertumbuhan kognitif perkembangan intelektual Piaget membagi perkembangan ini
ke dalam 4 tahap yaitu :
1.
Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)
Pada periode ini tingkah laku
anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal
lingkungannya untu mengenal obyek.
2.
Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)
Pada periode ini anak bisa
melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah
laku dan mampu melakukan simbolisasi.
3.
Periode konkret (7,0-11,0 tahun)
Pada periode ini anak sudah
mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi,
sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
4.
Periode operasi formal (11,0-dewasa)
Periode operasi fomal
merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu
berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia
dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
D.
Implikasi
teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
1.
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
2.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
3.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
4.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
E.
Fase
Pra Operasional (Usia 2- 7 tahun)
Fase ini merupakan masa permulaan anak untuk
membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir
anak belum stabil dan belum terorganisir
secara baik. Fase ini dibagi menjadi tiga sub fase berifikir:
1.
Berpikir secara simbolik (2-4 tahun), yaitu kemampuan berpikir tentang
objek dan peristiwa secara abstrak. Anak sudah dapat menggambarkan objek yang
tidak ada dihadapannya. Kemampuan berpikir simbolik, ditambah dengan perkembangan
kemampuan bahasa dan fantasi sehingga anak mempunyai dimensi baru dalam
bermain. Anak dapat menggunakan kata-katanya untuk menandai suatu objek dan
membuat substitusi dari objek tersebut.
2.
Bepikir secara egosentris (2-4 tahun), anak melihat dunia dengan
perspektifnya sendiri, menilai benar atau tidak berdasarkan sudut pandang
sendiri. Sehingga anak belum dapat meletakkan cara pandangnya dari sudut
pandang orang lain.
3.
Berpikir secara intuitif (4-7 tahun), yaitu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu (menggambar/menyusun balok), tetapi tidak mengetahui alasan pasti
mengapa melakukan hal tersebut. Pada usia ini anak sudah dapat mengklasifikasi
objek sesuai dengan kelompoknya.
F.
Tujuan
Wawancara
Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
diagnosis tentang kekuatan atau kelebihan dan kebutuhan anak dalam perkembangan
kognitif fase pra-operasional anak.
G.
Format
Wawancara
No.
|
Dimensi
|
Item Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Berpikir simbolik
|
Bagaimanakah sikap anak ketika bermain? Apakah anak menunjukan sikap
imitasi (meniru) dalam kegiatan sehari- hari?
|
|
apakah anak dapat bermain peran dengan baik?
|
|||
Bagaimana anak memperlakukan mainan saat bermain? Apakah anak
menunjukan jika mainan tersebut hidup?
|
|||
Bagaimanakah anak menggambarkan benda- benda yang ada disekitarnya?
Apakah sudah mendekati bentuk sebenarnya?
|
|||
Bagaimanakah proses anak dalam mengenali identitas orang- orang
disekitarnya?
|
|||
Apakah anak seringkali kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan
khayalan?
|
|||
2
|
Berpikir Egosentris
|
Bagaimana sikap anak saat mempunyai pendapat?
|
|
Bagaimana sikap anak ketika ada temannya yang meminjam mainannya?
|
|||
Bagaimana sikap anak saat melihat orantuanya memberikan sesuatu kepada
temannya?
Bagaimana sikap anak ketika menunjukkansuatu benda/ karyanya?
|
|||
3
|
Berpikir intuitif
|
Bagaimana anak mengklasifikasikan benda disekitarnya?
Apakah anak dapat membedakan konsep banyak dan sedikit?
Bagaimana anak mengklasifikasikan benda berdasarkan warna?
Bagaimakah anak mulai melakukan penggolongan, terutama berdasarkan
fungsi dari suatu benda?
|
Observasi
Target perilaku yang akan diamati
|
Waktu
|
Tempat
|
Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi
|
||
Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan
menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan)
|
||
Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya
(seperti: angin bertiup menyebabkan dan bergerak, air dapat menyebabkan
sesuatu menjadi basah)
|
||
Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
|
||
Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
bentuk, dan ukuran
|
||
Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling
kecil ke paling besar ataupun sebaliknya
|
||
Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk
memotong, pensil untuk menulis)
|
||
Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik
(kursi sebagai mobil).
|
||
Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang)
|
||
Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau
warna atau ukuran
|
||
Mengetahui konsep banyak dan sedikit
|
||
Mengenal konsep bilangan, lambang bilangan, dan
lambang huruf
|

Tidak ada komentar:
Posting Komentar