Halaman

Kamis, 14 November 2019

ASSESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF BERDASARKAN TEORI PIAGET


Kumpulan Tugas-Tugas selama kuliah
semoga bermanfaat :)



ASSESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF BERDASARKAN TEORI PIAGET

A.    Konsep Dasar Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada perkembangan anak dalam berfikir dan kemampuan untuk memberikan alasan. Malkus, Feldman, Gardner dalam Catron dan Allen (1999:2710) menggambarkan perkembangan kognitif adalah sebagai “...kapasitas untuk bertumbuh untuk menyampaikan dan menghargai maksud dalam penggunaan beberapa sistem simbol yang secara kebetulan ditonjolkan dalam suatu bentuk pengaturan”.
B.     PengertianPerkembangan Kognitif
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980), mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan lingkungan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Walaupun proses berfikir dalam konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasi oleh pengalaman dengan dunia sekitarnya, namun anak juga berperan aktif dalam menginterpretasikan informasi yang ia peroleh melalui pengalaman, serta dalam mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia punyai.
Untuk menunjukan struktur kognitif yang mendasari pola-pola tingkah laku yang terorganisir Piaget menggunakan istilah skema dan adaptasi. Dengan kedua komponen ini berarti bahwa kognitif merupakan sistem yang selalu diorganisir dan diadaptasi, sehingga memungkinkan individu beradaptasi dengan lingkungannya.
C.    Proses dan Tahapan Kognitif Menurut Piaget
Menurut Piaget, adaptasi ini terdiri dari dua proses yang saling melengkapi, yaitu asimilasi dan akomodasi.
1.      Asimilasi dari sudut biologi adalah integrasi antara elemen-elemen eksternal (dari luar) terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme. Asimilasi kognitif meliputi objek eksternal menjadi struktur pengetahuan internal.  Proses asimilasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasikan informasi-informasi yang sampai kepadanya, kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokan kedalam istilah-istilah yang sebelumnya telah mereka ketahui.
2.      Akomodasi adalah menciptakan langkah baru atau memperbarui atau menggabung-gabungakan istilah lama untuk menghadapi tantangan baru. Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal. Jadi kalau pada asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, maka pada akomodasi perubahan terjadi pada subjeknya, sehingga ia dapat menyesuaiakan diri dengan objek yang ada diluar dirinya. Struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang mengalami perubahan supaya sesuai dengan rangsangan-rangsangan objeknya
Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif perkembangan intelektual Piaget membagi perkembangan ini ke dalam 4 tahap yaitu :
1.      Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)
Pada periode ini tingkah laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.
2.      Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)
Pada periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
3.      Periode konkret (7,0-11,0 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis.
4.      Periode operasi formal (11,0-dewasa)
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan orang lain.
D.    Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
1.      Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2.      Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3.      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4.      Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
E.     Fase Pra Operasional (Usia 2- 7 tahun)
Fase ini merupakan masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak belum stabil dan belum terorganisir  secara baik. Fase ini dibagi menjadi tiga sub fase berifikir:
1.      Berpikir secara simbolik (2-4 tahun), yaitu kemampuan berpikir tentang objek dan peristiwa secara abstrak. Anak sudah dapat menggambarkan objek yang tidak ada dihadapannya. Kemampuan berpikir simbolik, ditambah dengan perkembangan kemampuan bahasa dan fantasi sehingga anak mempunyai dimensi baru dalam bermain. Anak dapat menggunakan kata-katanya untuk menandai suatu objek dan membuat substitusi dari objek tersebut.
2.      Bepikir secara egosentris (2-4 tahun), anak melihat dunia dengan perspektifnya sendiri, menilai benar atau tidak berdasarkan sudut pandang sendiri. Sehingga anak belum dapat meletakkan cara pandangnya dari sudut pandang orang lain.
3.      Berpikir secara intuitif (4-7 tahun), yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu (menggambar/menyusun balok), tetapi tidak mengetahui alasan pasti mengapa melakukan hal tersebut. Pada usia ini anak sudah dapat mengklasifikasi objek sesuai dengan kelompoknya.
F.     Tujuan Wawancara
Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan diagnosis tentang kekuatan atau kelebihan dan kebutuhan anak dalam perkembangan kognitif fase pra-operasional anak.


















G.    Format Wawancara
No.
Dimensi
Item Pertanyaan
Jawaban
1
Berpikir simbolik
Bagaimanakah sikap anak ketika bermain? Apakah anak menunjukan sikap imitasi (meniru) dalam kegiatan sehari- hari?

apakah anak dapat bermain peran dengan baik?
Bagaimana anak memperlakukan mainan saat bermain? Apakah anak menunjukan jika mainan tersebut hidup?
Bagaimanakah anak menggambarkan benda- benda yang ada disekitarnya? Apakah sudah mendekati bentuk sebenarnya?
Bagaimanakah proses anak dalam mengenali identitas orang- orang disekitarnya?
Apakah anak seringkali kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan khayalan?
2
Berpikir Egosentris
Bagaimana sikap anak saat mempunyai pendapat?

Bagaimana sikap anak ketika ada temannya yang meminjam mainannya?
Bagaimana sikap anak saat melihat orantuanya memberikan sesuatu kepada temannya?
Bagaimana sikap anak ketika menunjukkansuatu benda/ karyanya?
3
Berpikir intuitif
Bagaimana anak mengklasifikasikan benda disekitarnya?
Apakah anak dapat membedakan konsep banyak dan sedikit?
Bagaimana anak mengklasifikasikan benda berdasarkan warna?
Bagaimakah anak mulai melakukan penggolongan, terutama berdasarkan fungsi dari suatu benda?

Observasi
Target perilaku yang akan diamati
Waktu
Tempat
Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi


Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan)


Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (seperti: angin bertiup menyebabkan dan bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah)


Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari


Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran


Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar ataupun sebaliknya


Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis)


Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil).


Mengenal konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang)


Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran


Mengetahui konsep banyak dan sedikit


Mengenal konsep bilangan, lambang bilangan, dan lambang huruf






Tidak ada komentar:

Posting Komentar