Minggu, 17 September 2017

Permasalahan AUD - Cruelty (Kekejaman)

Banyak sekali permasalahan Anak Usia Dini bagi guru maupun orangtua yang menghadapi berbagai macam permasalahan yang dialami anak, sebaiknya rekan-rekan semua dapat membaca dan memahaminya. bahasan kita sekarang tentang Cruelty atau Kekejaman.

CRUELTY (KEKEJAMAN)

Cruelty merupakan terjemahan dari kekejaman, kebengisan, dan keganasan. Cruelty atau kekejaman ini merupakan perilaku ketidak peduli

an terhadap penderitaan atau kejam, biasanya perilaku kejam ini dasalurkan terhadap binatang atau bahkan anak yang usianya dibawahnya. Anak-anak melewati fase ini dimasa kecil pada umumnya namun beberapa di antaranya melampaui fase awal perkembangan emosional ini. Kekejaman anak dapat dikarenakan oleh tekanan dari orangtua dan dislurkan menjadi sebuah perilaku yang diterima.
Cruelty didefinisikan sebagai kekejaman yang direncanakan atau difikirkan terlebih dahulu dan anak mendapatkan kenikmatan dengan cara menyakiti yang lainnya (biasanya anak dibawah usianya atau binatang). Cruelty atau kekejaman ini berbeda dengan perilaku implusive, perilaku impulisive itu tidak dirncanakan terlebih dahulu, berbeda dengan perilaku kekejaman yang di rencanakan terlebih dahulu. Beberapa anak menunjukan perilaku kejam yang terkendali, dan beberapa di antaranya kejam jauh melampaui usia biasa anak-anak.
Beberapa anak misalnya, mengambil kesenangan atau kenikmatan amat kejam dalam menyiksa kuving, anjing dan burung. Anak-anak yang berperilaku kejam ini juga mengatur kelompok-kelompok untuk mencambuk anak laki-laki lain, atau bahkan anak begitu kejam untuk adik-adik dibawahnya, yang membahayakan keselamatan mereka. Cruelty atau kekejaman ini berbeda dengan anak-anak yang membully oranglain, karena karakteristik dari keduanya yang berbeda.
Alasan mengapa anak-anak berperilaku kejam adalah :
-           Mereka cendrung memiliki oramgtua yang memiliki masalah perkawinan atau konflik di rumah, anak yang terintimidasi, atau dengan ketidak konsistenan orangtua dalam menididik anak serta pola asuh permisif dalam membesarkan anak.
-          Anak-anak sering memiliki keadaan rumah kacau dengan model orangtua yang agresif.
Anak yang kejam terhadap binatang juga cendrung anak laki-laki, biasanya dengan usia rata-rata 9 tahun. Anak-anak ini memiliki intelegensi normal dan menunjukan banyak gelaja agresifitas, membully, berkelahi, marah hingga amuk-amukan, berbohong dan mencuri.
Anak yang kejam terhadap binatang juga cendrung anak laki-laki Hiperaktive, disruptive (mengganggu), extroverted dan mempunyai nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan teman sebayanya. Beberapa anak yang berperilaku kejam terhadap oranglain menunjukan tanda-tanda kerusakan otak yang mendasar, seperti abnormal electroencephalogram.

 Apa yang harus dilakukan ?
1.      Mengurangi model yang agresif
Perilaku diri sendiri adalah model yang sangat penting. Jika seorang anak melihat orangtua memukul satu sama lain atau melempar piring, anak dengan cepat dapat mengambil tindakan dalam meniru hal tersebut. Jika orangtua menerapkan hukuman fisik yang keras pada anak, anak mungkin meniru kekejaman yang dilakukan tersebut untuk dirinya sendiri. Maka dari itu coba untuk mengungkapkan perasaan anda dengan kata-kata dan mendorong anak-anak anda untuk mendorongnya.
2.      Menetapkan batas
Kekejaman dari setiap perilaku apapun tidak boleh di toleransi. Setiap kali kita mengamati perilaku ini pada anak, katakana segera dengan tegas, “jangan menyakitin ibu tidak bisa membiarkan kamu melakukan hal itu”. Jika dibutuhkan, menahan anak secara fisik dengan memegang tangannya atau tubuhnya. Jangan memukul anak dengan kekerasan. Kekerasan dengan kekerasan merupakan contoh yang buruk. Melakukan time out beberapa menit akan lebih logis bagi anak yang lebih kecil. Untuk anak yang lebih besar, anak dapat diberikan kehilangan hak istimewa dalam bermain bersama teman sementara waktu. Kemudian jika anak melakukan kekejaman kita tidak boleh memohon anak untuk berhenti dan kemudian tidak melakukan apa-apa. Juga , hindari memberikan kesan bahwa kita menerima perilaku tersebut atau menganggap nya suatu hal yang lucu.
3.      Mendorong alternative dalam mengekspresikan perasaan
Jika anak tidak dapat mengekspresikan marah dengan beberapa cara, anak dapat meledak dengan cara kekerasan. Salah satu cara yang dapat diterima anak dalam mengekspresikan kemarahaan adalah :
-          Melukis sebuah gambar atau gamar bermakna.
Hasil gambar anak ini mungkin menjadi gambaran mengerikan ayah atau kakak. Namun hal ini lebih baik daripada anak menusuk atau menendang oranglain.
-          Panah yang dilempar pada papan, atau benda lainnya yang dapat dibuang atau dipukul seperti “tas hukuman”.
4.      Model ayah yang hangat
Ayah dari anak-anak yang menunjukan perilaku kejam harus melakukan upaya ekstra untuk menjadi lembut dan penuh kasih sayang, dan mengekspresikan kelembutan dan kehangatan dengan tindakan. Anak menyukai dan melihat model ini sebagai model yang baik. Ayah tidak harus bertindak super tangguh untuk dipandang maskulin, juga, semakin banyak ayah menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka dengan kegiatan yang menyenangkan , semakin besar anak-anak mengidentifikasi ayah dan mengadopsi standar moralnya.
5.      Mendidik empati
Setiap kali anak mencoba untuk melukai oranglain, jelaskan bahwa itu perilaku yang menyakitkan oranglain dan coba untuk menstimulasi perasaan empati dengan berbicara. “apa yang kamu rasakan jika seseorang mengikat kamu di bagian belakang atau memukul di bagian kepala dengan sakit ? ”

Refferensi :
1.      Lowenstein, L.F : “who is bully?” home and school 11 : (1997), pp, 3-4
2.      Tapia, F: “children are cruel to animals”. Child psychiatry and human development 2: (1997), pp. 70-77.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permainan Tradisional Gobak Sodor

 Teman-teman saya akan membagikan informasi tentang permainan tradisonal Gobak Sodor. semoga bermanfaat     A.     Nama Kegiatan    ...