CRUELTY
(KEKEJAMAN)
Cruelty merupakan terjemahan dari
kekejaman, kebengisan, dan keganasan. Cruelty atau kekejaman ini merupakan
perilaku ketidak pedulian terhadap penderitaan atau kejam, biasanya perilaku
kejam ini dasalurkan terhadap binatang atau bahkan anak yang usianya
dibawahnya. Anak-anak melewati fase ini dimasa kecil pada umumnya namun
beberapa di antaranya melampaui fase awal perkembangan emosional ini. Kekejaman
anak dapat dikarenakan oleh tekanan dari orangtua dan dislurkan menjadi sebuah
perilaku yang diterima.
Cruelty didefinisikan sebagai kekejaman
yang direncanakan atau difikirkan terlebih dahulu dan anak mendapatkan kenikmatan
dengan cara menyakiti yang lainnya (biasanya anak dibawah usianya atau
binatang). Cruelty atau kekejaman ini berbeda dengan perilaku implusive,
perilaku impulisive itu tidak dirncanakan terlebih dahulu, berbeda dengan
perilaku kekejaman yang di rencanakan terlebih dahulu. Beberapa anak menunjukan
perilaku kejam yang terkendali, dan beberapa di antaranya kejam jauh melampaui
usia biasa anak-anak.
Beberapa anak misalnya, mengambil
kesenangan atau kenikmatan amat kejam dalam menyiksa kuving, anjing dan burung.
Anak-anak yang berperilaku kejam ini juga mengatur kelompok-kelompok untuk
mencambuk anak laki-laki lain, atau bahkan anak begitu kejam untuk adik-adik
dibawahnya, yang membahayakan keselamatan mereka. Cruelty atau kekejaman ini
berbeda dengan anak-anak yang membully oranglain, karena karakteristik dari
keduanya yang berbeda.
Alasan mengapa anak-anak berperilaku
kejam adalah :
-
Mereka cendrung memiliki oramgtua yang
memiliki masalah perkawinan atau konflik di rumah, anak yang terintimidasi,
atau dengan ketidak konsistenan orangtua dalam menididik anak serta pola asuh
permisif dalam membesarkan anak.
-
Anak-anak sering
memiliki keadaan rumah kacau dengan model orangtua yang agresif.
Anak yang kejam terhadap binatang juga
cendrung anak laki-laki, biasanya dengan usia rata-rata 9 tahun. Anak-anak ini
memiliki intelegensi normal dan menunjukan banyak gelaja agresifitas, membully,
berkelahi, marah hingga amuk-amukan, berbohong dan mencuri.
Anak yang kejam terhadap binatang juga
cendrung anak laki-laki Hiperaktive, disruptive (mengganggu), extroverted dan
mempunyai nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan teman sebayanya. Beberapa
anak yang berperilaku kejam terhadap oranglain menunjukan tanda-tanda kerusakan
otak yang mendasar, seperti abnormal electroencephalogram.
ΓΌ Apa yang harus dilakukan ?
1.
Mengurangi model
yang agresif
Perilaku diri sendiri adalah model yang sangat
penting. Jika seorang anak melihat orangtua memukul satu sama lain atau
melempar piring, anak dengan cepat dapat mengambil tindakan dalam meniru hal
tersebut. Jika orangtua menerapkan hukuman fisik yang keras pada anak, anak
mungkin meniru kekejaman yang dilakukan tersebut untuk dirinya sendiri. Maka
dari itu coba untuk mengungkapkan perasaan anda dengan kata-kata dan mendorong
anak-anak anda untuk mendorongnya.
2.
Menetapkan batas
Kekejaman dari setiap perilaku apapun tidak boleh di
toleransi. Setiap kali kita mengamati perilaku ini pada anak, katakana segera
dengan tegas, “jangan menyakitin ibu tidak bisa membiarkan kamu melakukan hal
itu”. Jika dibutuhkan, menahan anak secara fisik dengan memegang tangannya atau
tubuhnya. Jangan memukul anak dengan kekerasan. Kekerasan dengan kekerasan
merupakan contoh yang buruk. Melakukan time out beberapa menit akan lebih logis
bagi anak yang lebih kecil. Untuk anak yang lebih besar, anak dapat diberikan
kehilangan hak istimewa dalam bermain bersama teman sementara waktu. Kemudian
jika anak melakukan kekejaman kita tidak boleh memohon anak untuk berhenti dan
kemudian tidak melakukan apa-apa. Juga , hindari memberikan kesan bahwa kita
menerima perilaku tersebut atau menganggap nya suatu hal yang lucu.
3.
Mendorong
alternative dalam mengekspresikan perasaan
Jika anak tidak dapat mengekspresikan marah dengan
beberapa cara, anak dapat meledak dengan cara kekerasan. Salah satu cara yang
dapat diterima anak dalam mengekspresikan kemarahaan adalah :
-
Melukis sebuah
gambar atau gamar bermakna.
Hasil
gambar anak ini mungkin menjadi gambaran mengerikan ayah atau kakak. Namun hal
ini lebih baik daripada anak menusuk atau menendang oranglain.
-
Panah yang
dilempar pada papan, atau benda lainnya yang dapat dibuang atau dipukul seperti
“tas hukuman”.
4.
Model ayah yang
hangat
Ayah dari anak-anak yang menunjukan perilaku kejam
harus melakukan upaya ekstra untuk menjadi lembut dan penuh kasih sayang, dan
mengekspresikan kelembutan dan kehangatan dengan tindakan. Anak menyukai dan
melihat model ini sebagai model yang baik. Ayah tidak harus bertindak super
tangguh untuk dipandang maskulin, juga, semakin banyak ayah menghabiskan waktu
dengan anak-anak mereka dengan kegiatan yang menyenangkan , semakin besar
anak-anak mengidentifikasi ayah dan mengadopsi standar moralnya.
5.
Mendidik empati
Setiap kali anak mencoba untuk melukai oranglain,
jelaskan bahwa itu perilaku yang menyakitkan oranglain dan coba untuk
menstimulasi perasaan empati dengan berbicara. “apa yang kamu rasakan jika
seseorang mengikat kamu di bagian belakang atau memukul di bagian kepala dengan
sakit ? ”
Refferensi :
1.
Lowenstein, L.F
: “who is bully?” home and school 11 : (1997), pp, 3-4
2.
Tapia, F:
“children are cruel to animals”. Child psychiatry and human development 2:
(1997), pp. 70-77.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar